TEKNIK PERBENIHAN
PEMIJAHAN BUATAN PADA IKAN LELE DUMBO
(Clarias
gariepinus)
OLEH: JOJO
SUBAGJA
Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Tawar
1. Pendahuluan
Pembenihan ikan lele dapat dilakukan dilahan-lahan terbatas dengan
menggunakan kolam yang terbuat dari bahan yang sederhana, maupun di kolam
tembok yang memanfaatkan akuarium maupun kolam tanah dalam pendederannya.
Umumnya induk-induk ikan lele mempunyai interval pengisian telur sekitar
2-2.5 bulan jika diberi pakan berupa pelet komersial, namun jika menggunakan
pakan formulasi khusus buatan BRPBAT maka induk-induk ikan lele hanya
memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk dapat terisi kembali gonadnya.
Langkah-langkah teknis yang diperlukan dalam suatu pembenihan ikan lele adalah
sebagai berikut:
2. Pengelolaan Induk
Kolam Induk
Kolam
induk dapat menggunakan kolam dengan dinding beton dan dasar dari tanah. Luasan
50 m2 dapat menampung induk 70 – 120 kg induk (jantan dan betina
dipisah). Air masuk dapat diatur dengan
debit 4-7 l/menit. Kedalaman kolam 80 – 100 cm. Untuk merangsang pembentukan
gonad pada musim kemarau dapat dilakukan dengan menurunkan dan menaikkan
permukaan air kolam.
Syarat Induk
Induk yang digunakan harus dalam
keadaan sehat, tidak cacat, tidak ada tanda-tanda yang dapat menyebabkan
terganggunya proses pembenihan dan kemungkinan terjadinya penurunan kualitas
benih contohnya jangan gunaka induk yang bengkok, kelamin jantan pendek atau
bengkok, banyak terdapat luka pada tubuh induk, atau berat induk tidak
proporsional.
Diusahakan agar induk tidak
berasal dari satu keturunan. Induk pejantan bisa didapatkan dari daearah lain
misalnya untuk induk betina dihasilkan dari proses seleksi di farm sendiri
sedangkan pejantan didapatkan dari daerah yang jauh dari lokasi farm dan yakin
induk yang digunakan tidak sedarah.
Umur induk lebih dari 8 bulan untuk
betina dan satu tahun untuk pejantan. Secara ideal induk betina mempunyai bobot
800 – 2000 gram, sedangkan induk jantan lebih dari 1000 gram atau minimal sama
dengan berat induk betina.
Induk di pelihara secara terpisah
antara jantan dan betina. Induk betina pun dipisah berdasarkan tingkat
kematangan gonad dan proses rotasi pemijahan sehingga diharapkan pada satu
kelompok induk didapatkan induk dengan tingkat kematangan telur yang sama.
Pakan Dan Manajemen Pemberian Pakan
Pakan Induk menggunakan pakan khusus induk dengan jumlah pemberian pakan sebanyak 2% dari total berat induk,
diberikan 2-3 kali sehari. Berikut komposisi pakan induk lele :
Tabel 1. Komposisi pakan induk lele
No
|
Bahan pakan
|
Persentase (%)
|
1
|
Tepung
ikan (protein min 60)
|
32
|
2
|
Bungkil
kedelai (protein min 43)
|
29
|
3
|
Terigu
|
10
|
4
|
Dedak
halus
|
15
|
5
|
Vitamin
|
2
|
6
|
Mineral
|
1
|
7
|
Minyak
ikan
|
2
|
8
|
Minyak
jagung
|
2
|
9
|
Tapioka
|
7
|
|
Total
|
100
|
3. Pematangan Gonad
·
Pematangan gonad lele
dilakukan di kolam tanah, ikan hasil seleksi dari kolam calon induk. Caranya,
siapkan kolam ukuran 50 m2 (lebih baik
kolam indukan jumlahnya banyak dengan ukuran/luasan minimal, dari pada hanya 1
-2 kolam dengan ukuran luas); keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh
bagian kolam; isi air setinggi 60 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan
25 ekor induk ukuran 0.8 – 2 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam
sebanyak 3 persen/hari, kadar minimal protein pelet 27%, atau 1.8 -2% per hari dengan pellet berkadar
protein 35%, sebaiknya induk jantan betina dipelihara secara
terpisah.
Seleksi induk untuk
dipijahkan
- Pemanenan induk yang akan di pijahkan dapat menggunakan hapa hitam yang pada sisi bawahnya diberi pemberat rantai timah, ukuran hapa (panjang hapa bisa menutup luasan lebar kolam), setelah ikan terkumpul dalam hapa dilakukan penyeleksian. Seleksi induk lele dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut dan lunak; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Metode yang efektif adalah dengan jalan mengambil sampel telur dari rongga ovarium dengan menggunakan alat kateter, telur yang terambil diamati warna dan diameternya, apabila ukuran diameter telur sudah seragam pada ukuran 1,0 -1.3 mm dan berwarna abu-kecoklatan, induk tersebut sudah siap untuk dilakukan pemijahan. Tanda induk jantan matang kelamin: gerakan lincah, alat kelamin panjang berwarna kemerahan, hendaknya ukuran panjang papilla genetalia sudah mencapai sirip anal.
Pemberokan
·
Induk yang telah terseleksi
untuk pemijahan hendaknya dilakukan pemberokan terlebih dahulu. Pemberokan
induk lele dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan wadah ukuran 1x1 m kemudian isi
dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan
mengalir selama pemberokan.
Catatan: Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam
tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi
pakan tambahan. Ikan jantan dan betina hendaknya dilakukan pemberokan secara
terpisah.
4. Pemijahan.
Pemijahan ikan lele dumbo awalnya hanya dapat
dilakukan melalui pemijahan buatan,
namun setelah ikan beradaptasi pada kondisi budidaya dan sudah
domestikasi pemijahan secara semi buatan bahkan secara alamipun dapat
dilakukan. Adua metode pemijahan yang
sudah biasa dilakukan pada saat sekarang yaitu: pemijahan semi alami dan pemijahan
buatan. Pada pemijahan semi alami ikan lele di biarkan memijah secara alami
namun sebelumnya indukan ikan tersebut dilakukan penyuntikan rangsang menggunakan
hormon reproduksi. Sedangkan pemijahan
buatan setelah ikan disuntik rangsang dengan hormon reproduksi, penyatuan telur
dan sperma dilakukan secara buatan oleh manusia.
4.1. Pemijahan Semi Alami
Pemijahan
ikan lele dumbo awalnya belum bisa dilakukan secara semi alami atau alami
seperti halnya ikan mas, tawes dan ikan budidaya lainnya, untuk proses
pemijahannya masih harus menggunakan hormon perangsang pemijahan “Induced Spawning”, namun belakang ini
teknik pemijahan secara semi alami sudah biasa dilakukan oleh pembenih ikan
lele dumbo pada umumnya. Adapun cara pemijahan semi alami adalah
sebagai berikut. Induk betina disuntik
hormon gonadotropin + domporidon dengan dosis 0,5-0,8 ml / kg. Induk betina disuntik dua kali dengan selang
waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan
penyuntikan kedua 2/3 nya, Dosis hormon untuk induk jantan menggunakan ovaprim
0,3 ml/kg yang dilakukan bersamaan waktunya dengan penyuntikan ke dua ikan
betina.
Induk yang
sudah disuntik dimasukkan kedalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan kakaban
serta dilakukan penutupan bak pemijahan, agar indukan tidak loncat saat terjadi
pemijahan. Perbandingan jumlah ekor
antara betina dengan jantan adalah 1:2 dengan masing-masing bobot ikan jantan hampir
sama dengan ikan betinanya. Selama pemijahan air harus tetap mengalir.
Pemijahan biasanya terjadi 6-8 jam setelah penyuntikan kedua. Esok paginya
telur sudah menempel di atas kakaban, dan telur sudah siap di pindah untuk ditetaskan.
4.2. Pemijahan Buatan
Pemijahan buatan
berdasrkan teknik penggunakan hormon reproduksi bisa dibedakan atas dua teknik.
Penyuntikan dengan ovaprim
·
Penyuntikan adalah kegiatan
memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum
digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang
gonad; sedot 0,6-0,75 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan kebagian
punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain
dan dibiarkan selama 10 - 12 jam.
·
Catatan : penyuntikan
dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3
dosis dari dosis total (atau 0,25 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak
2/3 dosis total (atau 0,5 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali,
berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,5 ml/kg induk jantan.
·
Pada proses penyuntikan
dengan cara ini ikan jantan dan betina ditempatkan pada penampungan yang
terpisah.
Penyuntikan dengan hypopisa
·
Penyuntikan bisa juga
dengan larutan kelenjar hypopisa ikan sejenis atau ikan mas (donor unipersal).
Caranya, tangkap induk ikan mas jantan yang sudah matang gonad;
siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina ikan donor; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di
belakang tutup insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat
di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar
hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc
aquabides dan aduk hingga rata; kemudian lakukan pemusingan (sentrifuge) setelah beberapa saat pada tabung akan terpisah
antara lapisan bening diatasnya dan endapan putih di bawahnya, sedot larutan
hypopisa yang berwarna bening (lapisan atas) menggunakan spuit, kemudian suntikan ke bagian punggung induk lele betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain
dan biarkan selam 10 – 12 jam. Untuk memastikan agar proses pemijahan dapat
berhasil maka pada metode ini, ikan juga harus disuntik tambahan dengan
menggukan HCG dengan dosis 500-1000 iu./kg bobot tubuh ikan.
·
Catatan : penyuntikan
dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3
dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan
kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan
penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
·
Pengambilan sperma
dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk
jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan
handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk
plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan
fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma
dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu
orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena
air.
·
Pengambilan sperma agar lebih baik yaitu dengan jalan
mengambil testis ikan lele jantan, teknik ini ikan jantan harus dimatikan. Setelah ikan dimatikan dibelek bagian
perutnya dan keluarkan testis, kemudian keringkan dan bersihkan dari percikan
darah menggunakan tissue, kemudian testis di pototong potong dan diperas
menggunakan kain atau saringan sperma yang keluar dari hasil perasan ditampung
pada wadah gelas dan encerkan menggunakan NaCl fisiologis perbandingan yang
optimum adalah 1:4 ( 1bagian sperma ditambah 4 bagian NaCl fisiologis), larutan
sperma bisa disimpan dalam suhu penyimpanan 5oC agar bertahan lama.
Pengeluaran telur /
Stripping
·
Pengeluaran telur dilakukan
setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan
pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol
Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk
dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus
induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh
satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah
lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik;
Fertilisasi
Fertilisasi:
campurkan larutan sperma ke dalam telur (setiap 100 gram telur
efektif dicampurkan larutan sperma 1 ml; aduk
hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan air bersih dan aduk hingga rata biarkan
beberapa saat, member
kesempatan
kepada spermatozoa untuk membuahi telur; setelah itu buang cairan/ buih
sisa-sperma itu agar telur-telur bersih dan lakukan pembilasan dengan air
bersih, lakukan 2 kali, setelah itu telur siap dipindahkan ke tempat lain untuk ditetaskan (disebar merata di wadah
penetasan).
5. Penetasan Telur
- Pada pemijahan semi alami: Setelah memijah telur-telur yang menempel pada kakaban diambil dan dibilas dengan air bersih kemudian ditetaskan di lain bak yang sudah dipersiapkan, tapi pada umumnya yang dilakukan oleh para pembenih, memilih jalan lain yaitu memindahkan induk-induk dan mengembalikan induk tersebut kekolam pemeliharaan, kemudian mengganti air media dengan air bersih yang sudah siap, tanpa memindahkan kakaban dari kolam pemijahan. Kolam penetasan hendaknya dilengkapi dengan aerasi , untuk menghindari jamur Saprolegnia obat yang lazim di pakai adalah metileneblue, Telur-telur akan menetas dalam waktu 20- 28 jam.
- Larva yang menetas biasanya akan mengumpul di bawah kakaban, dan pengangkatan kakaban dilakukan setelah 3-4 hari dari menetas. Selanjutnya adalah tahapan pemeliharaan larva dan benih.
GAMBAR:
Perbedaan
ikan Lele dumbo jantan dan betina
|
|||||||
|
|
PUSTAKA ACUAN
Estu Nugroho, Kiat berbisnis ikan Lele Dumbo.
Djajasewaka, H., Supriani dan W. Hidayat. 1988.
Penggunaan silase ikan, tepung ikan dan campurannya dalam untuk pertumbuhan
ikan lele lokal (C. batrachus). Bull.
Penelitian Perikanan Darat, Vol. 7 No.1.
Hidayat, W., A. Priyadi, S. Koesoemadinata dan Sutrisno.
1993. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar 192/1993. Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar.
Insan, I., H. Mundriyanto dan Kusdiarti. 1992. Efek
pemberian pakan alami dan pakan buatan pada tingkat umur berbeda terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih lele dumbo (C. gariepinus). Bull. Penelitian Perikanan Darat, Vol 11 No. 1.
Taukhid dan A. Rukyani. 1992. Penelitian penanggulangan
penyakit ikan lele secara terpadu: aplikasi vaksin pada benih ikan lele dumbo
(C. gariepinus) yang dipelihara dalam kolam irigasi versus kolam stagnant.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar. Balitkanwar.
Warta Pasar Ikan.2006. Lele kampung dari kampung lele.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan
Jual produk-produk untuk pembenihan ikan al : Artemia, Spirulina, Ovaprim, Probitoik, Vitamin ikan dll. Untuk informasi dan pemesanan silahkan hub 0812 2841 280
BalasHapus