Halaman

GEMPITA

GEMPITA
Lomba Kelompencapir Minapolitan

Jumat, 15 Oktober 2010

MINAPOLITAN DI WAKATOBI

Wakatobi Belum Masuk Wilayah Minapolitan PDF  | Print |  E-mail
Friday, 15 October 2010
KENDARINEWS - Kendari, Empat Kabupaten di Sultra belum masuk kategori kawasan minapolitan, yakni Wakatobi, Konawe, Bombana, dan Buton Utara. Menariknya, Kabupaten Wakatobi yang dikenal dengan surga bawah laut hingga kemancanegara, ternyata tidak masuk dalam daftar kawasan pengembangan prospek perikanan di Indonesia. Itu terungkap saat kegiatan pembinaan, penyuluhan kelautan dan perikanan Sultra, kemarin (14/10).
Sesuai undang-undang No. 12 tahun 2010 pemerintah mengelompokkan 197 kabupaten/kota di Indonesia yang masuk kategori daerah Minapolitan. Kawasan tersebut akan mendapat suport dari dana APBN maupun APBD dalam pengembangan prospek perikanan. Dari 12 kabupaten/kota di Sultra, hanya empat kabupaten di atas yang belum masuk wilayah Minapolitan.
   
La Ode Hayun, perwakilan Badan Ketahanan Pangan Wakatobi, mempertanyakan alasan daerahnya tidak masuk dalam kawasan Minapolitan. Mengingat, potensi kelautan kabupaten yang dipimpin Ir Hugua tersebut telah mendunia. "Kami memiliki daratan, bandara punya, pelabuhan juga dimasuki kapal Pelni. Lalu kenapa kami tidak bisa masuk kawasan Minapolitan. Apa indikator daerah yang bisa masuk kawasan tersebut," tanya La Ode Hayun.
  
Dijelaskan Kabid Program Pusat Penyuluhan Kementrian Perikanan, Mardiyono. Katanya, daerah yang  masuk dalam kawasan Minapolitan tentu mendapat suport pengembangan dana untuk peningkatan SDM.  Dana tersebut bersumber dari APBD maupun APBN dengan Tupoksi  pemberian fasilitas dan materi kompetensi kepada para penyuluh perikanan. Penyuluh perikanan yang selama ini tergabung dalam  pertanian dan kehutanan pun akan berdiri sendiri. Itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan potensi perikanan di negeri ini.
   
Kepala Sekretariat Bakorluh Sultra, Rusbadriyo, mengatakan,  pertemuan tersebut diharapkan mengoptimalkan penyuluhan sesuai rencana. Mereka bisa lebih produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipasif, terbuka dan bekerjasama dengan semua sektor. "Dengan begitu upaya pemerintah untuk mengembangkan SDM yang maju, sejahtera sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan bisa terwujud," paparnya,saat membuka kegiatan.
   
Pertemuan tersebut, juga bermaksud mengupayakan percepatan penyesuaian jumlah dan kualifikasi penyuluh perikanan di daerah. Terutama, menyeimbangkan kecepatan peningkatan kebutuhan  di daerah dengan  ketenagaan penyuluh perikanan. "Dengan ditetapkannya  sejumlah kabupaten/kota menjadi kawasan minapolitan secara bertahap, diharapkan dapat  memenuhi kebutuhan akan tenaga penyuluh perikanan," pungkas Rusbandriyo. (lis/lia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar