Halaman

GEMPITA

GEMPITA
Lomba Kelompencapir Minapolitan

Selasa, 13 Juli 2010

TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (1)


TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BUDIDAYA EUCHEUMA
Faktor-faktor yang perluh diperhatikan dalam budidaya rumput laut: Pemilihan lokasi yang memnuhi persyaratan budidaya, penyediaan bibit yang baik dan cara pembibitan, metode budidaya dan perawatan, panen, penyimpanan, dan pemetahan.

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
Faktor utama menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah: Pemilihan lokasi yang tepat. Pertumbuhan rumput laut sangat di tentukan oleh kondisi ekologi setempat. Penentuan suatu lokasi harus di sesuaikan dengan metode budidaya yang akan digunakan Penentuan lokasa yang salah akan berakibatkan fatal bagi usaha budidaya rumput laut, Karena laut yang dinamis tidak dapat diprediksi.
Dalampemilihan lokasi untuk budidaya rumput laut, perlu pertimbangan factor resiko, kemudahan (aksesibilitas) dan factor ekologis. Faktor tersebut saling berkaitan dan saling mendukung.


FAKTOR RESIKO
Untuk menghindari kerusakan secara fisik sarana budidaya maupun rumput laut dari pengaruh angina dan gelombang yang besar, maka di perlukan lokasi yang terlindung biasanya di dapatkan di perairan teluk atau perairan terbuka tetapi terlidung oleh adanya penghalang atau pulau ndi depannya.

FAKTOR EKOLOGIS
Para meter ekologis yang perlu diperhatikan antara lain:
a). arus.
b). kondisi dasar perairan.
c). Kedalaman.
d). Salinitas.
e). Kecerahan.
f). Pencemaran.
g). Dan ketersediaan bibit dan tenaga kerja yang terampil.

A.ARUS.
Rumput laut merupakan organisme yang memperoleh makanan melalui aliran air yang melewatinya. Gerakan air yang cukup akan menghindari terkumpulnya kotoran pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencega adanya fluktuasi yang besar terhadap salinitas maupun suhu air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar 20-28
 Arus dapat di sebabkan oleh arus pasang surut. Besarnya kecepatan arus yang baik antara: 20-40 cm/detik. Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik biasanya di tumbuhi karang yang lunak dan padang lamun yang bersih. Dan miring kesuatu arah.

B. KONDISI DASAR PERAIRAN
Perairan yang mempunyai dasar pecahan-pecahan karang dan pasir kasar, baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cotonii. Kondisi dasar perairan yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik. Sedangkan bila dasar perairan yang terdiri dari karang yang keras, menunjukan dasar itu terkena gelombang yang besar dan bila dasar perairan terdiri dari Lumpur, menunjukan gerakan air yang kurang.

C. KEDALAMAN AIR.
Kedalaman perairan yang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cotonii adalah: 30-60 cm pada waktu surut terendah untuk (lokasi yang berarus kencang) metode lepas dasar, dan 2-15 m untuk metode rakit apung, metode rawai (long-line) dan system jalur.kondisi ini untuk menghindari rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari.

D. SALINITAS.
Eucheuma cotonii (sinonim: Kappaphycus alvarezii) adalah: algae laut yang bersifat stenohaline, relative tidak tahan terhadap perbedaan salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik berkisar antara 28-35 ppt dengan nilai optimum adalah: 33 ppt. untuk memperoleh salinitas yang demikian perlu di hindari lokas yang berdekatan dengan muara sungai.

E. KECERAHAN.
Rumput laut memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi guna membentuk bahan organic yang di perlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya yang normal. Kecerahan perairan yang ideal lebih dari 1 (satu) m. Air yang keruh biasanya mengandung Lumpur yang dapat menghalangi tembusnya cahaya matahari di dalam air, sehingga kotoran dapat menutupi permukaan thallus.

F. PENCEMARAN
Lokasi yang telah tercemar oleh limbah rumah tangga, industri, maupun limbah kapal laut harus di  hindari.

G. KETERSEDIAAN BIBIT
Lokasi yang terdapat stok alami rumput laut yang akan di budidayakan, merupakan petunjuk lokasi tersebut cocok untuk usaha rumput laut. Apabila tidak terdapat sumber bibit dapat di peroleh dari lokasi lain.

 #. PENYEDIAAN BIBIT
Bibit sebaiknya dipilih dari tanaman yang masih segar yang dapat di peroleh dari tanaman rumput laut yang tumbuh secara alami maupun dari tanaman budidaya. Penyediaannya segera dilakukan setelah kontruksi rakit. Bibit yang di gunakan berupa stek, harus baru, serta masih mudah dan banyak cabang.

#. KRITERIA BIBIT
Dalam penyediaan bibit sebaiknya diseleksi bibit yang baik dari hasil panen dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Bercabang banyak, rimbun dan runcing
  2. Tidak terdapat bercak dan terkelupas.
  3. Warna spesifik cerah.
  4. Umur 25-35 hari
Berat bibit yang di tanam adalah: antara 50-100 gram per rumpun dan tidak terkena penyakit ice-ice.

#. PENANGANAN BIBIT.
Yang harus diperhatikan dalam membawa bibit agar tidak terjadi kerusakan selama dalam perjalanan adalah:
  1. .Bibit harus tetap dalam keadaan basah/lembab selama dalam perjalanan.
  2.  Tidak terkena air tawar/hujan
  3.  Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain.
  4.  Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan dan lainnya.
  5. Tidak terkena sinar matahari.

#. CIRI-CIRI BIBIT YANG TIDAK BAIK.
1.      Warna kemerahan.
2.      Thallus berlendir.
3.      Bau tidak enak/busuk.
4.      Thallus rusak/patah-patah.
5.      Tidak ada bagian thallus yang transparan tidak berpigmen.
#. CARA PENGEPAKAN BIBIT.
  1. Kantong plastic lebar sesuai dengan potongan-potongan bibit yang akan di bawah.
  2. Bibit rumput laut dimasukan ke dalam kantong plastic tanpa dipadatkan supaya tidak rusak, kemudian diikat.
  3. Bagian atas kantong plastic dilubangi dengan jarum untuk sirkulasi udara.
  4. Kantong plastic dimasukan kedalam kotak karton.
Setelah sampai di tujuan, bibit harus segera di buka dan di rendam dalam laut dan di beri aerasi kemudian diseleksi selanjutnya.

#. METODE BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma
Budidaya Eucheuma dapat dilakukan dengan 4 (empat) metode yaitu:
  1. Metode lepas dasar.
  2. Metode rakit apung.
  3. Metode long line (rawai).
  4. dan metode jalur (kobinasi).
#. METODE LEPAS DASAR
Metode ini dilakukan diatas dasar perairan yang bberpasir atau pasir berlumpur. Hal ini memudahkan penancapan patok/pancang.

#. METODE RAKIT APUNG                                                                                               Cara pembudidayaan rumput laut dengan menggunakan rakit yang terbuat dari bambu. Metode ini cocok di terapkan pada perairan berkarang dengan pergerakan airnya di dominasi oleh ombak. Untuk menahan agar rakit tidak hanyut  terbawah arus digunakan jangkar atau patok dengan tali penahan

#. METODE RAWAI (Long-Line).
Metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang di gunakan. Metode ini banyak di minati oleh masyarakat karena alat dan bahan lebih tahan lama,lebih murah dan mudah didapat.

#. METODE JALUR (Kombinasi).
Metode ini merupakan kombinasi antar metode rakit dan metode Long-line. Kerangka ini terbuat dari bambu yang di susun sejajar.

PERAWATAN
Keberhasilan suatu rumput laut sangat tergantung pada perawatan. Perawatan harus di lakukan setiap hari untuk membersihka tanaman dari tumbuhan pengganggu dan menyulam tanaman yang mati dan terlepas. Khusus penyulaman hanya di lakukan pada minggu pertama setelah rumput laut di tanam.
Monitoring pertumbuhan rumput laut  perlu dilakukan beberapa kali dengan cara di sampling. Berat awal bibit berkisar antara 50-100 gram. Sampling pertama di lakukan seteh tanaman berumur 21 hari. Sedangkan sampling kedua dilakukan pada saat panen. Penentuan sample dilakukan secara acak Suatu kegiatan budidaya rumput laut Eucheuma cotonii di katakana baik jika laju pertumbuhan harian minimal 3%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar